Macam-macam klasifikasi iklim.
Berdasarkan cara penentuan criteria klasifikasinya maka klasifikasi iklim dapat dibagi menjadi:
1.Klasifkasi iklim secara genetik
yaitu klasifikasi iklim yang mendasarkan kriterianya pada faktor-faktor iklim peyebab seperti aliran masa udara, zona-zona angin, benua dan lautan atau perbedaan penerimaan radiasi surya. Umumnya menghasilkan klasifikasi daerah yang luas tetapi kurang teliti.
2.Klasifikasi iklim secara empiric
yaitu klasifikasi iklim yang kriterianya didasarkan pada hasil pengamatan yang teratur terhadap unsur-unsur iklim.menghasilkan daerah klasifikasi yang sempit dan lebih teliti.
Berdasarkan cara penentuan criteria klasifikasinya maka klasifikasi iklim dapat dibagi menjadi:
1.Klasifkasi iklim secara genetik
yaitu klasifikasi iklim yang mendasarkan kriterianya pada faktor-faktor iklim peyebab seperti aliran masa udara, zona-zona angin, benua dan lautan atau perbedaan penerimaan radiasi surya. Umumnya menghasilkan klasifikasi daerah yang luas tetapi kurang teliti.
2.Klasifikasi iklim secara empiric
yaitu klasifikasi iklim yang kriterianya didasarkan pada hasil pengamatan yang teratur terhadap unsur-unsur iklim.menghasilkan daerah klasifikasi yang sempit dan lebih teliti.
Klasifikasi secara genetik.
1)Klasifikasi iklim menurut daerah penerimaan radiasi surya
Ini adalah klasifikasi iklim ynag paling sederhana menurut ahli yunani kuno. Yang membagi bumi menjadi lima wilayah yaitu tropika, dua iklim subtropika dan dua iklim kutub. Yang masing-masing dibatasi oleh empat garis astronomi parallel (garis lintang). iklim tropis berada pada 23.5 LU-23,5 LS, iklim kutub berada 66,5 LU/LS sampai kutub. Sedangkan iklim subtropik berada antara iklim tropika dan iklim kutub.
2)Klasifikasi iklim berdasarkan sirkulasi udara
Dasar penentuan iklim pada klasifikasi ini adalah pada sirkulasi udara yang dapat menghubungkan dengan iklim wilayah sesuai dengan zona angin dan masa udara. Tahun 1950 Fohn mengusulkan klasifikasi iklim berikut berdasarkan aliran angin dan karakteristik hujan:
1)Klasifikasi iklim menurut daerah penerimaan radiasi surya
Ini adalah klasifikasi iklim ynag paling sederhana menurut ahli yunani kuno. Yang membagi bumi menjadi lima wilayah yaitu tropika, dua iklim subtropika dan dua iklim kutub. Yang masing-masing dibatasi oleh empat garis astronomi parallel (garis lintang). iklim tropis berada pada 23.5 LU-23,5 LS, iklim kutub berada 66,5 LU/LS sampai kutub. Sedangkan iklim subtropik berada antara iklim tropika dan iklim kutub.
2)Klasifikasi iklim berdasarkan sirkulasi udara
Dasar penentuan iklim pada klasifikasi ini adalah pada sirkulasi udara yang dapat menghubungkan dengan iklim wilayah sesuai dengan zona angin dan masa udara. Tahun 1950 Fohn mengusulkan klasifikasi iklim berikut berdasarkan aliran angin dan karakteristik hujan:
3) Iklim
Fisis
Iklim fisis adalah iklim yang
dipengaruhi alam sekitar. Misalnya, daratan, lautan, pegunungan , dataran
rendah, dataran tinggi, angin, laut, maupun letak geografis. Berikut adalah
pembagian Iklim fisis :
·
Iklim Kontinental atau Iklim Darat,
iklim ini terjadi di daerah yang sangat luas, sehingga angin yang terpengaruh
terhadap daerah tersebut adalah angin darat yang kering. Di daerah ini, pada
siang hari terasa panas sekali dan pada malam hari terasa sangat dingin. Curah
hujannya sangat rendah, sehingga kadang-kadang terbentuk gurun pasir. Misalnya
Gobi, Tibet, Arab, Sahara, Kalahari, Australia Tengah, dan Nevada.
·
Iklim Laut, iklim ini terdapat di
daerah eropa tropis dan subtropis. Angin yang berpengaruh terhadap daerah
tersebut adalah angin laut yang lembab. Ciri-ciri iklim laut adalah curah hujan
yang rata-rata tinggi. Suhu tahunan dan harian yang hampir sama, sifatnya
banyak hujan.
·
Iklim Dataran Tinggi, iklim ini
mengalami perubahan suhu harian dan tahunan, takanan rendah, sinar matahari
terik dan hanya mengandung sedikit uap air.
·
Iklim Pegunungan, iklim initerdapat
di daerah pegunungan. Di daerah pegunungan udaranya sejuk dan hujan sering
turun. Hujan terjadi karena awan yang naik ke lereng pegunungan mengalami
kondensasi sehingga turun hujan. Hujan seperti ini disebut hujan orografis.
Klasifikasi ilklim secra empiric
1) Klasifikasi iklim
berdasarkan Ratio Moisture Budget
Salah satu klasifiksi ini
dikembangkan oleh Thorntwaite pada tahun 1984. konsep dasar yang digunakan
adalah evapotranspirasi potensial dan neraca air .
Nilai IM
|
Tipe iklim
|
PE
|
Wilayah suhu
|
||
>100
|
perhumid
|
A
|
>114
|
megathermal
|
A
|
20-100
|
Humid
|
B1-B4
|
57-114
|
Mesothermal
|
B1-B4
|
0-20
|
Subhumid lembab
|
C2
|
28,5-57
|
Microthermal
|
C1-C2
|
-33-0
|
Sub humid kering
|
C1
|
14,2-28,5
|
Tundra
|
D
|
-67—33
|
Semi arid
|
D
|
<14,2
|
Frost
|
E
|
-100—67
|
Arid
|
E
|
Etp dihitung menggunakan data suhu
rata-rata bulanan, dengan koreksi panjang hari. Perhitungan ETP untuk 30 hari
panjang hari 12 jam
° ETP=1.6 (10 T/I)a
dan nilai a dihitung dengan rumus
dan im IM =100 (S_D)/ETP=100(P/ETP-1) dimana P adalah curah hujan
tahunan
°
2) Klasifikasi iklim berdasarskan pertumbuhan Vegetasi
1. Klasifikasi Koppen
Klasifikasi ini adalah klasifikasi yang utama berdasarkan pada hubungan antara iklim dan pertumbuhan vegetasi. Sistem klasifikasi ini adalah sistem yang paling dikenal dan digunakan secara international sejak publikasi pertamanya pada tahun 1901 sampai perbaikan-perbaikan yang tertulis dalam buku Gruudis Der Klimakunde 1931.
Dasar klasifikasi ini adalah suhu dan hujan rata-rata bulanan maupun tahunan yang dihubungkan dengan keadaan vegetasi alami berdasarkan peta vegetasi De Candolle (1874)
Klasifikasi ini disusun berdasarkan lambang atau simbol
Huruf pertama(huruf besar) menyatakan tipe utama
Huruf kedua (huruf kecil) menyatakan pengaruh hujan
Huruf ketiga (huruf kecil) menyatakan suhu udara
Huruf ke empat (huruf kecil) menyatakan sifat-sifat khusus
Tipe utama terdiri dari lima kelas
° A iklim hujan tropik suhu bulanan terdingin > 18 C
° B iklim kering, evaporasi >presipitasi
° C iklim sedang berhujan, suhu bulanan terdingin berkisar antara -3 C sampai 18 C dan suhu bulanan terpanas >10 C
° D Iklim hujan dingin (Boreal) suhu bulanan terdingin <-3 C dan suhu bulanan terpanas >10 C
° E Iklim kutub, suhu bulanan terpanas <10> 60 mm
° s : bulan-bulan kering jatuh pada musim panas
° S: semi arid (stepa atau padang rumput)
° w : bulan-bulan kering jaruh pada musim dingin
° W: arid padang pasir
° m:khusus untuk kelompok tipe A digunakan lambing m monsoon yang berarti musim kemarau pendek. Tetapi curah hujan tahuan a cukup tinggi sehingga tanah cukup lembab dengan vegetasi hutah hujan tropic
° F:daerah tertutup es abadi
Berdasarkan dua kombinasi huruf pertama maka ada 12 tipe iklim meurut Koppen:
1. Daerah iklim hujan tropic : AF, Aw, dan Am
2. Daerah iklim kering : BS, BW
3. Daerah iklim sedang berhujan: CF, Cs, Cw
4. Daerah iklim hujan dingin : Df, Dw
5. Daerah iklim kutub: Ew, EF
2.Klasifikasi Schmidth-Ferguson
Sistem ini banyak digunakan di Indonesia terumata dalam bidang perkebunan dan kehutanan. Penentuan iklim pada klasifikasi ini hanya mempertimbangkan unsur iklim hujan dan memerlukan data hujan bulanan paling sedikit 10 tahun . krieteria yang digunakan adalah penentuan bulan kering, bulan lembab, dan bulan basah dengan pengertian seebagai berikut:
° Bulan Kering (BK): bulan dengan hujan <60>100 mm
Penentuan tipe iklim berdasarkan pada nilai Q. nilai Q dihitung dengan menggunakan persamaan:
Q= rata-rata bulan kering/Rata-rata bulan Basah x 100%
Dari perhitungan nilai Q dan dengan menggunakan segi tiga Schmidth Ferguson maka didapatkan 8 tipe iklim
° A daerah sangat basah dengan vegetasi hutan hujan tropika
° B daerah basah dengan vegetasi masih hutan hujan tropika
° C daerah agak basah dengan vegetasi hutan rimba, diataranya terdapat jenis vegetasi yang daunnya gugur pada musim kemarau misalnya jati
° D daerah sedang dengan vegetasi hutan musim
° E daerah agak kering dengan vegetasi hutan sabana
° G daerah sangat kering dengan vegetasi padang ilalang
° H daerah ekstrim kering dengan vegetasi padang ilalang
°
2) Klasifikasi iklim berdasarskan pertumbuhan Vegetasi
1. Klasifikasi Koppen
Klasifikasi ini adalah klasifikasi yang utama berdasarkan pada hubungan antara iklim dan pertumbuhan vegetasi. Sistem klasifikasi ini adalah sistem yang paling dikenal dan digunakan secara international sejak publikasi pertamanya pada tahun 1901 sampai perbaikan-perbaikan yang tertulis dalam buku Gruudis Der Klimakunde 1931.
Dasar klasifikasi ini adalah suhu dan hujan rata-rata bulanan maupun tahunan yang dihubungkan dengan keadaan vegetasi alami berdasarkan peta vegetasi De Candolle (1874)
Klasifikasi ini disusun berdasarkan lambang atau simbol
Huruf pertama(huruf besar) menyatakan tipe utama
Huruf kedua (huruf kecil) menyatakan pengaruh hujan
Huruf ketiga (huruf kecil) menyatakan suhu udara
Huruf ke empat (huruf kecil) menyatakan sifat-sifat khusus
Tipe utama terdiri dari lima kelas
° A iklim hujan tropik suhu bulanan terdingin > 18 C
° B iklim kering, evaporasi >presipitasi
° C iklim sedang berhujan, suhu bulanan terdingin berkisar antara -3 C sampai 18 C dan suhu bulanan terpanas >10 C
° D Iklim hujan dingin (Boreal) suhu bulanan terdingin <-3 C dan suhu bulanan terpanas >10 C
° E Iklim kutub, suhu bulanan terpanas <10> 60 mm
° s : bulan-bulan kering jatuh pada musim panas
° S: semi arid (stepa atau padang rumput)
° w : bulan-bulan kering jaruh pada musim dingin
° W: arid padang pasir
° m:khusus untuk kelompok tipe A digunakan lambing m monsoon yang berarti musim kemarau pendek. Tetapi curah hujan tahuan a cukup tinggi sehingga tanah cukup lembab dengan vegetasi hutah hujan tropic
° F:daerah tertutup es abadi
Berdasarkan dua kombinasi huruf pertama maka ada 12 tipe iklim meurut Koppen:
1. Daerah iklim hujan tropic : AF, Aw, dan Am
2. Daerah iklim kering : BS, BW
3. Daerah iklim sedang berhujan: CF, Cs, Cw
4. Daerah iklim hujan dingin : Df, Dw
5. Daerah iklim kutub: Ew, EF
2.Klasifikasi Schmidth-Ferguson
Sistem ini banyak digunakan di Indonesia terumata dalam bidang perkebunan dan kehutanan. Penentuan iklim pada klasifikasi ini hanya mempertimbangkan unsur iklim hujan dan memerlukan data hujan bulanan paling sedikit 10 tahun . krieteria yang digunakan adalah penentuan bulan kering, bulan lembab, dan bulan basah dengan pengertian seebagai berikut:
° Bulan Kering (BK): bulan dengan hujan <60>100 mm
Penentuan tipe iklim berdasarkan pada nilai Q. nilai Q dihitung dengan menggunakan persamaan:
Q= rata-rata bulan kering/Rata-rata bulan Basah x 100%
Dari perhitungan nilai Q dan dengan menggunakan segi tiga Schmidth Ferguson maka didapatkan 8 tipe iklim
° A daerah sangat basah dengan vegetasi hutan hujan tropika
° B daerah basah dengan vegetasi masih hutan hujan tropika
° C daerah agak basah dengan vegetasi hutan rimba, diataranya terdapat jenis vegetasi yang daunnya gugur pada musim kemarau misalnya jati
° D daerah sedang dengan vegetasi hutan musim
° E daerah agak kering dengan vegetasi hutan sabana
° G daerah sangat kering dengan vegetasi padang ilalang
° H daerah ekstrim kering dengan vegetasi padang ilalang
Oldeman membagi iklim menjadi 5 tipe
iklim yaitu :
- Iklim
A. Iklim yang memiliki bulan basah lebih dari 9 kali berturut-turut
- Iklim
B. Iklim yang memiliki bulan basah 7-9 kali berturut-turut
- Iklim
C. Iklim yang memiliki bulan basah 5-6 kali berturut-turut
- Iklim
D. Iklim yang memiliki bulan basah 3-4 kali berturut-turut
berdasarkan urutan bulan basah dan
kering dengan ketententuan tertentu diurutkan sebagai berikut:
- Bulan
basah bila curah hujan lebih dari 200 mm
- Bulan
lembab bila curah hujan 100 – 200 mm
- Bulan
kering bila curah hujan kurang dari 100 mm
A : Jika terdapat lebih dari 9 bulan
basah berurutan.
B : Jika terdapat 7 � 9 bulan basah berurutan.
C : Jika terdapat 5 � 6 bulan basah berurutan.
D : Jika terdapat 3 � 4 bulan basah berurutan.
E : Jika terdapat kurang dari 3 bulan basah berurutan.
B : Jika terdapat 7 � 9 bulan basah berurutan.
C : Jika terdapat 5 � 6 bulan basah berurutan.
D : Jika terdapat 3 � 4 bulan basah berurutan.
E : Jika terdapat kurang dari 3 bulan basah berurutan.
Pada dasarnya Kriteria bulan basah
dan bulan kering yang dipakai Oldeman berbeda dengan yang digunakan oleh Koppen
atau pun Schmidt � Ferguson
Bulan basah yang digunakan Oldeman adalah sebagai berikut: Bulan basah apabila
curah hujan lebih dari 200 mm. Bulan lembab apabila curah hujannya 100 - 200
mm. Bulan kering apabila curah hujannya kurang dari 100 mm.
Pembagian iklim didasarkan pada
ketinggian tempat yang ditandai dengan jenis vegetasi, zone iklimnya adalah
terbagi lima zone:
Gambar : Iklim Yunghunh
- Zone
iklim panas.Ketinggian 0 � 700
m, suhu rata-rata tahunan lebih 22 C ( padi, jagung, tebu dan kelapa).
- Zone
iklim sedang.Ketinggian 700-1500m, suhu rata-rata tahunan antara 15 �
22 C ( kopi, the, kina dan karet).
- Zone
iklim sejuk.Ketinggian.1500 �
2500, suhu rata-rata tahunan 11 C � 15 C
(cocok tanaman holtikultura).
- Zone
iklim dingin.Ketinggian 2500 �
400m, dengan suhu rata-rata tahunan 11 C (zone ini tumbuhan yang ada
berupa lumut).
- Zone
iklim salju tropis. Ketinggian lebih dari 400m dari permukaan laut, di
daerah ini tidak terdapat tumbuhan.
4) Klasifikasi iklim menurut Thornthwaite
Dasar klasifikasi
iklim menurut Thornthwaite adalah presipitasi, suhu dan pernguapan
(evaporasi). Kebutuhan air bagi tanaman bukan hanya tergantung pada
jumlah hujan saja tapi berapa air yang hilang karena menguap. Ia menggunakan
istila Presipitation Effectiveness (Daya guna presipitasi) nispah P/E
menyatakan daya guna presipitasi itu dan disebut juga P-E rasio.
Berdasarkan nila P-E indeks maka Thornthwaite membagi iklim atas 5
daerah kelembaban (humacity province) yakni :
1.
Daerah basah dengan vegetasi hutan penghujan (rain forest),
2.
Daerah lembap dengan vegetasi hutan (forest),
3.
Daerah setengah lembap dengan vegetasi padang rumput (grass
land),
4.
Daerah setengah kering dengan vegetasi padang rumput luas tanpa
pohon (stepa), dan
5.
Daerah kering dengan vegetasi gurun pasir.
Tabel: Golongan Kelembaban menurut
Thornthwaite
Golongan
Kelembaban
|
Keefektifitasan
Tanaman
|
Indeks P-E
|
1. Basah
|
Hutan hujan
|
≥128
|
2. Lembab
|
Hutan
|
64-127
|
3. Sub
Humid
|
Padang rumput
|
32-63
|
4. Semi
arid
|
Steppa
|
16-31
|
5. Arid
|
Gurun
|
<16
|
Tabel: Golongan
Suhu menurut Thornthwaite
Golongan Suhu
|
Indeks T-E
|
A’ = Tropis
|
≥128
|
B’ = Mesothermal
|
64-127
|
C’ = Microthermal
|
31-63
|
D’ = Taiga
|
16-31
|
E’ = Tundra
|
1-15
|
F’ = Salju abadi
|
0
|