ITS CAK
Tampilan
logo resmi Arek ITS CAK terlihat cukup sederhana.Sebagai komponen utama
terdapat tulisan Arek ITS CAK berwarna biru.Dimana kata CAK tertulis dengan
huruf bersambung diakhiri tanda seru.Ditambah sebuah garis melengkung di
bawahnya berwarna merah dan kata Cerdas, Amanah, Kreatif di bawahnya.Warna
merah dan biru untuk menunjukkan semangat dari Arek-arek ITS.Selanjutnya garis
bawah pada kata CAK ditambahkan untuk menekankan kata tersebut.Ini ditujukan
untuk menekankan bahwa arek ITS memang benar-benar Cerdas, Amanah dan Kreatif.
(sumber : website ITS pencipta logo ITS)
Bagi kita, masyarakat kota Surabaya, kata “CAK”
sudah tidak asing lagi di telinga. Kata “Cak” sendiri merupakan trademark bagi
penduduk kota Surabaya dan tidak digunakan di kota-kota lain. “Cak” biasanya
merupakan kata ganti pertama untuk para pria.Karena kata “cak” begitu populer
di Surabaya, pihak ITS sampai memakai kata ini sebagai jargon kampus mereka.
Sebelum pertengahan tahun 2008, jargon ITS adalah “CUK” yang berarti Cerdas,
Ulet, Kreatif. Kemudian kata “CUK” ini diganti dengan kata “CAK” dengan alasan
makna konotosi yang terkandung di dalam kata “CUK” tersebut. Akhirnya sampai
sekarang kampus ITS memakai kata “CAK”
sebagai jargon mereka. CAK sendiri berarti Cerdas, Amanah, Kreatif.
Mari
kita telaah satu persatu ketiga karakter yang termaktub dalam karakter CAK.Yang
pertama adalah Cerdas.Untuk karakter ini, bahwa mahasiswa ITS sebenarnya sudah
termasuk dalam golongan cerdas.Mahasiswa kita tidak kalah dengan ITB, UI, UGM
maupun PTN-PTN papan atas lainnya di Indonesia dalam hal kecerdasan.Bahkan
kecerdasan mahasiswa kita pun bisa bersaing di pentas internasional.Tidak ada
mahasiswa “bodoh” di kampus ini.Saya sangat yakin itu.Hanya saja, poin cerdas
yang dijelaskan tadi adalah mengenai kecerdasan akademis (Matematis dan
Verbal). Dua jenis kecerdasan inilah yang paling dominan dan paling dasar yang
dimiliki oleh mahasiswa ITS. Padahal sebenarnya ada banyak sekali jenis-jenis
kecerdasan yang dimiliki oleh mahasiswa ITS. Seorang mahasiswa ITS yang cerdas adalah mahasiswa yang mampu mengoptimalkan
seluruh jenis kecerdasan yang dimilikinya sesuai minat dan bakatnya untuk
mencapai hasil terbaik selama berada di kampus.
Kemudian
karakter kedua dari CAK adalah Amanah. Karakter
ini sebenarnya memiliki arti yang hampir sama dengan Tanggung Jawab. Selama
ini, Amanah adalah jenis karakter yang masih ‘miskin’ implementasi di kalangan
mahasiswa ITS. Mengapa? Contoh gampangnya adalah perilaku mahasiswa selama
berkuliah.Banyak kasus mahasiswa ITS yang masih sering membolos dan TA (Titip
Absen).Secara tidak langsung, kita melanggar amanah dari orang tua kita.
Perilaku seperti ini merupakan contoh kecil miskinnya implementasi amanah di
lingkungan mahasiswa ITS. Maka, karakter ini seharusnya sudah dibentuk sejak
mahasiswa baru.
Lalu
karakter terakhir CAK adalah Kreatif. Harus diakui bahwa selain cerdas, mahasiswa ITS
itu sangat kreatif. Implementasi
karakter ini bisa kita lihat dimana-mana.Contoh paling gampang adalah PKM
(Program Kreativitas Mahasiswa). Dari tahun ke tahun, jumlah PKM yang dibuat dan
PKM yang didanai untuk mahasiswa ITS terus meningkat.Ribuan judul PKM yang
dibuat sangatlah bervariasi dan benar-benar orisinil.Fakta ini adalah bukti
tegas bahwa mahasiswa ITS adalah mahasiswa yang sangat kreatif.
Banyak nilai yang terkandung di dalam
jargon ITS CAK. Nilai tersebut seharusnya tertanam dalam hati sanubari setiap
sivitas akademika ITS pada umumnya.Tidak hanya mahasiswa, dosen pun seharusnya
meresapi dalam-dalam makna CAK sesungguhnya, sehingga mampu menjadi teladan
yang baik untuk mahasiswanya. Beberapa nilai CAK yang saya ambil dari Deskripsi
Model Pendidikan Karakter Bangsa di ITS diantaranya adalah :
•
Etika dan
Intregitas
Dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara, beragama, maupun dalam menjalankan profesinya, Seorang yang cerdas-amanah-kreatif selalu berpegang teguh pada norma-norma yang berlaku di masyarakat, negara, dan agama. Marilah berusaha menjaga amanah ini supaya jangan sampai label cak menjadi negatif karena etika dan ulah minoritas.
Dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara, beragama, maupun dalam menjalankan profesinya, Seorang yang cerdas-amanah-kreatif selalu berpegang teguh pada norma-norma yang berlaku di masyarakat, negara, dan agama. Marilah berusaha menjaga amanah ini supaya jangan sampai label cak menjadi negatif karena etika dan ulah minoritas.
•
Kreativitas dan
Inovasi
Mahasiswa
yang kreatif tentunya selalu mencari ide-ide segar yang mampu menghasilkan
inovasi dalam mengerjakan tugas dan menjalankan perannya dengan baik.
•
Ekselensi
Dengan ekselensi, seseorang akan berusaha secara maksimal untuk mencapai hasil yang sempurna. Walaupun kesempurnaan hanyalah milik Tuhan, namun sebagai makhluk hendaknya selalu berusaha yang terbaik dalam setiap aksinya.
Dengan ekselensi, seseorang akan berusaha secara maksimal untuk mencapai hasil yang sempurna. Walaupun kesempurnaan hanyalah milik Tuhan, namun sebagai makhluk hendaknya selalu berusaha yang terbaik dalam setiap aksinya.
•
Kepemimpinan yang
kuat
Kepemimpinan yang kuat akan menunjukkan prilaku yang visioner, kreatif, inovatif, pekerja keras, berani melakukan perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik. Selain itu, mereka juga harus bertanggungjawab dengan segala tindakannya.
Kepemimpinan yang kuat akan menunjukkan prilaku yang visioner, kreatif, inovatif, pekerja keras, berani melakukan perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik. Selain itu, mereka juga harus bertanggungjawab dengan segala tindakannya.
•
Sinergi
Mampu bekerjasama untuk dapat memanfaatkan semaksimal mungkin potensi yang dimiliki.
Mampu bekerjasama untuk dapat memanfaatkan semaksimal mungkin potensi yang dimiliki.
•
Kebersamaan dan
tanggung jawab sosial
Mampu menjaga kerukunan dan peduli terhadap masyarakat sekitar. Sebuah tanggung jawab sosial yang cukup berat untuk seorang berlabel CAK. Karena mereka akan dituntut menjadi teladan bagi orang-orang disekitarnya.
Mungkin masih banyak lagi nilai yang terkandung di dalam tiga kata sederhana itu. Dengan jargon CAK, sivitas akademika ITS diharapkan mempunyai karakter yang amanah dalam menjalankan tugasnya, mampu mengabdikan diri kepada masyarakat sekitar. Dan yang pasti, hendaknya memunyai mindset dan tindakan yang cerdas dan kreatif.
Mampu menjaga kerukunan dan peduli terhadap masyarakat sekitar. Sebuah tanggung jawab sosial yang cukup berat untuk seorang berlabel CAK. Karena mereka akan dituntut menjadi teladan bagi orang-orang disekitarnya.
Mungkin masih banyak lagi nilai yang terkandung di dalam tiga kata sederhana itu. Dengan jargon CAK, sivitas akademika ITS diharapkan mempunyai karakter yang amanah dalam menjalankan tugasnya, mampu mengabdikan diri kepada masyarakat sekitar. Dan yang pasti, hendaknya memunyai mindset dan tindakan yang cerdas dan kreatif.
Menurut HDPSDM
Pasal 2
Dengan berpegang kepada
nilai-nilai TDPT dan sesuai dengan visi misi KM ITS maka HDPSDM bertujuan:
1.
Membentuk mahasiswa yang
berkualitas dalam segi manajerial,
keilmiahan, atau minat bakat
2. Membentuk mahasiswa yang
memiliki kecerdasan IQ, EQ, SQ
3.
Membentuk mahasiswa yang
mampu mengaktualisasikan dirinya atau berkontribusi sesuai potensi pada
berbagai bidang di masyarakat
Pasal 9
Model mahasiswa ideal dapatdigambarkan sebagai berikut
:
1.
Iman dan Taqwa
kepadaTuhan Yang Maha Esa. Mahasiswa sebagaimakhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
haruslah senantiasa mensyukuri karunia yang diberikan sebagai wujud keimanan
dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Dengan dilandasi oleh keimanan dan
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa diharapkan tercipta keseimbangan,
keserasian dan keselarasan dalam segenap aktivitasnya dengan adanya
sinergisitas rohaniyah dalamdiri masing-masingmahasiswa.
2.
Kapasitas
pemikiran
intelektual
yang memadai Mahasiswa selaku kader penerus bangsa yang dipundaknya terpikul
amanah masa depan bangsa haruslah mempunyai pemikiran intelektual dan wawasan
yang luas, dengan demikian generasi penerus diharapkan mampu berpikir jauh ke
depan dalam rangka memberikan sumbangsih bagi
masyarakat.
3.
Kecerdasan
emosional
Kemampuan
merasakan, memahami, dan secara selektif menerapkan daya dan kepekaan emosi
sebagai pengaruh dalam berinteraksi dengan publik dan hubungan sosial yang
baik. Apabila mahasiswa pandai menyesuaikan diri dengan individu yang lain atau
dapat berempati, mahasiswa tersebut akan memiliki tingkat emosionalitas yang
baik dan akan lebih mudah menyesuaikan diri/ beradaptasi dengan lingkungannya.
4.
Integritas diri
Sebagai aset bangsa
maka mahasiswa haruslah memiliki integritas diri yang
utuh. Hanya dengan dilandasi nilai-nilai moral yang senantiasa dipegang teguh
maka mahasiswa akan memiliki sebuah integritas pribadi yang utuh ketika harus
berperan sebagai apapun di masyarakat. Dengan kondisi seperti itu maka
diharapkan mahasiswa akan senantiasa menjadi sosok yang dapat dijadikan panutan
dan teladan masyarakat.
5.
Jasmani yang kuat
Kekuatan jasmani akan sangat menentukan berhasil
tidaknya pelaksanaan amanah yang dibebankan kepada mahasiswa dengan baik,
mengingat begitu besar tugas dan tanggung jawab yang diemban oleh mahasiswa
ini. Karena hanya dengan jasmani yang kuat maka pencapaian tugas akan lebih
optimal dan maksimal.
6.
Bertanggung jawab
dalam bertindakKesungguhan dalam melakukan setiap aktivitas menunjukkan lebih
jauh adanya iktikad baik, tekad yang kuat dan bertanggung jawab dalam
melaksanakan amanah yang diembankan kepada mahasiswa. Dengan dorongan niat dan
keinginan yang kuat maka diharapkan hasil yang dicapai dapat memberikan
kontribusi besar bagi masyarakat dan bangsa ini.
Wawasan Kaderisasi
Arti Kader Dan Pengkaderan
Kader berasal dari bahasa Yunani cadre yang berarti bingkai.Bila dimaknai
secara lebih luas berarti orang yang mampu menjalankan amanat, memiliki
kapasitas pengetahuan dan keahlian, pemegang tongkat estafet sekaligus
membingkai keberadaan dan kelangsungan suatu organisasi.Kader adalah ujung tombak
sekaligus tulang punggung kontinyuitas sebuah organisasi.
Pengkaderan berarti proses bertahap dan
terus-menerus sesuai tingkatan, capaian, situasi dan kebutuhan tertentu yang
memungkinkan seorang kader dapat mengembangkan potensi akal, kemampuan fisik,
dan moral sosialnya. Sehingga, kader dapat membantu orang lain dan dirinya
sendiri untuk memperbaiki keadaan sekarang dan mewujudkan masa depan yang lebih baik sesuai dengan
cita-cita yang diidealkan, nilai-nilai yang
diyakini serta misi perjuangan yang diemban.
Esensi Pengkaderan :
1. Akselerasi Perkenalan.
Sebenarnya tanpa pengkaderan pun mahasiswa juga
akan saling mengenal. Namun, permasalahannya adalah seberapa lama mereka akan
saling kenal secara keseluruhan, dan juga berapa banyak mahasiswa baru yang
bersedia untuk berkenalan. Pada kenyataanya, masih lebih banyak mahasiswa baru
yang enggan berkenalan dengan seluruh rekan-rekannya di awal kecuali dianjurkan
dengan pengawasan atau diarahkan oleh senior-seniornya. Maka adalah tujuan
pengkaderan untuk mempercepat proses perkenalan mereka.
•
Mempercepat saling kenal satu mahasiswa
baru dengan yang lain, dan juga dengan senior, dosen, satpam dan karyawan
•
Mengenalkan sejarah kampus,
kebesaran-kebesaran yang pernah diraih, dan harapan-harapan jurusan/kampus di
masa depan
•
Mengenalkan roadmap perjalanan di kampus,
secara akademis maupun non-akademis (kemahasiswaan)
•
Memperkenalkan himpunan,
aktivitas-aktivitas yang dilakukannya, dan manfaat yang akan diterima oleh
mahasiswa baru tersebut
2. Membuat Mahasiswa baru jadi Familiar dengan
Dunia Perkuliahan.
Memasuki dunia perkuliahan,
mahasiswa baru akan menemukan dunia yang baru; sistem kuliah SKS, praktikum,
responsi, asistensi, begadang untuk mengerjakan tugas, dan lain-lain. Apapun
yang akan dijalani, mahasiswa baru akan sangat terbantu ketika diberi preview
dan juga kiat oleh para senior. Masih banyak mahasiswa baru yang terlalu malu
untuk bertanya, atau seringkali mereka bahkan tidak tahu apa yang perlu
ditanyakan. Semakin mahasiswa baru mengetahui apa yang akan mereka jalani,
semakin besar juga rasa percaya diri serta persiapan diri untuk menghadapinya.
Untuk itu, diperlukan adanya
brainstorm dengan sesama rekan terkait apa saja yang biasa dialami oleh
mahasiswa dari jurusan/kampus. Misalnya untuk mahasiswa kedokteran; bahwa pada
dua tahun pertama akan banyak menghabiskan waktu di laboratorium dan kelas,
mengambil mata kuliah seperti anatomi, biokimia, patologi dst (di-list dan
dijelaskan). Pada akhir dari tahun ke-2 mulai dipertemukan dengan pasien dengan
bimbingan dari dokter, dst. Intinya adalah timelining, mulai dari semester
pertama hingga lulus tahap apa saja yang akan dijalani, apa saja yang perlu
dipelajari, semua berdasarkan urutan.
3. Membuat Mahasiswa baru Menjadi Familiar dengan
Dunia Kerja Mereka.
Bukan
hanya perlu tahu dunia perkuliahan, mahasiswa baru juga perlu dikenalkan secara
dini dengan dunia kerja dan apa yang akan terjadi di sana. Sewaktu masih SMA,
banyak siswa yang memilih jurusan tertentu dengan pemahaman yang
sepotong-sepotong, atau malah bisa jadi sekedar ikut-ikutan teman.Para senior
bisa membantu mahasiswa baru mengenal esensi dan tabiat kerja sesungguhnya dari
dunia profesi tertentu. Dengan lebih mengenal, diharapkan juga akan muncul
penghargaan dan kebanggaan yang sepatutnya pada keprofesian yang akan dijalani.
4. Membuat Mahasiswa baru menjadi Familiar dengan
Cara Belajar ala Mahasiswa.
Karena sudah masuk di jurusan
tertentu, maka di sana akan banyak ilmu-ilmu dan wawasan spesifik yang bisa
dimengerti dan dihafalkan dengan metode dan trik tertentu. Ini biasanya turun
menurun, bisa jadi datang dari dosen atau mahasiswa. Pun juga strategi dalam
menghadapi praktikum, penugasan besar pribadi dan kelompok, pasti deh ada
contoh sukses atau best practice yg
bisa ditiru.
No comments:
Post a Comment