Tak sengaja ba'da subuh membaca Al-Qur'an yang berisi tentang infaq. Sejenak mata terpaku melihat makna dan mencoba menyerapi arti kata demi kata dalam ayat tersebut. Dan semakin lama semakin tenggelam didalam lingkup pikiran seputar infaq, memberi, berbagi, saling meringankan, dan peduli sesama makhluk ciptaannya. Bunyi surat al-Baqarah 215 yang begitu indah:
Artinya : “
mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: "Apa saja
harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum
kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang
dalam perjalanan." dan apa saja kebaikan yang kamu buat, Maka
Sesungguhnya Allah Maha mengetahuinya.” (QS. Al Baqarah 215)
Entah mengapa ahati tergugah untuk mencari tahu apa itu infaq, kegunaan, hingga akibat jika itu tidak dilakukan. Ini hasil yang saya dapatkan. Semoga semakin meningkatkan kepercayaan tentang kuatnya pengaruh Infaq dalam kehidupan manusia.
Infaq berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan sesuatu untuk kepentingan sesuatu.
Menurut Wiki bahasa Indonesia Infaq adalah mengeluarkan harta yang
mencakup zakat dan non zakat Sedangkan menurut terminologi syariat,
infaq berarti mengeluarkan sebagian dari harta atau
pendapatan/penghasilan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan ajaran
Islam.
Artinya : “(yaitu)
orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun
sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan
(kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS Ali Imran 134)
Berdasarkan
hukumnya infaq dikategorikan menjadi 2 bagian yaitu Infaq wajib dan
sunnah. Infaq wajib diantaranya zakat, kafarat, nadzar, dan lain-lain.
Sedang Infaq sunnah diantaranya, seperti infaq kepada fakir miskin,
sesama muslim, infaq bencana alam, infaq kemanusiaan, dan lain-lain.
Terkait
dengan infak ini Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang
diriwayatkan Bukhari dan Muslim ada malaikat yang senantiasa berdo'a
setiap pagi dan sore :
"Ya
Allah SWT berilah orang yang berinfak, gantinya. Dan berkata yang
lain : Ya Allah jadikanlah orang yang menahan infak, kehancuran".
Perintah
untuk beramal shalih tidak hanya berupa infaq, dalam ajaran Islam juga
dikenal dengan istilah Sedekah. Sedekah berasal dari kata shadaqa yang
berarti benar.
Orang
yang suka bersedekah merupakan wujud dari bentuk kebenaran keimannya
kepada sang Khaliq. Menurut terminologi syariat, pengertian sedekah sama
dengan pengertian infaq, termasuk juga hukum dan
ketentuan-ketentuannya. Hanya saja, jika infaq berkaitan dengan materi,
sedekah memiliki arti lebih luas, menyangkut hal yang bersifat non
materiil. Adapun shadaqah maknanya lebih luas dari zakat dan infak.
Shadaqah dapat bermakna infak, zakat dan kebaikan non materi.
Dalam
hadist riwayat Muslim, Rasulullah saw memberi jawaban kepada
orang-orang miskin yang cemburu terhadap orang kaya yang banyak
bershadaqah dengan hartanya, beliau bersabda:
“Setiap
tasbih adalah shadaqah, setiap takbir shadaqah, setiap tahmid
shadaqah, setiap tahlil shadaqah, amar ma’ruf shadaqah, nahi munkar
shadaqah dan menyalurkan syahwatnya pada istri juga shadaqah”.
Shadaqah adalah ungkapan kejujuran (shidiq) iman seseorang. Oleh
karena itu, Allah SWT menggabungkan antara orang yang memberi harta
dijalan Allah dengan orang yang membenarkan adanya pahala yang terbaik.
Antara yang bakhil dengan orang yang mendustakan.
“
5. Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan
bertakwa, 6. dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga), 7.
Maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. 8. dan Adapun
orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup[1580], 9. serta
mendustakan pahala terbaik, 10. Maka kelak Kami akan menyiapkan baginya
(jalan) yang sukar.” (QS. Al Lail 5 – 10)
Keterangan: [1580] Yang dimaksud dengan merasa dirinya cukup ialah tidak memerlukan lagi pertolongan Allah dan tidak bertakwa kepada-Nya.
Terbukti infaq berperan penuh dalam stabilisasi ekonomi. Ketika ada kesenjangan ekonomi dalam kehidupan, sudah sepantasnya kita berperan sebagai pioner pelaksanaan Infaq. Jika kita menjadi kaum kalangan atas yang memiliki banyak harta, harusnya kita melaksanakan infaq dan diberikan kepada masyarakat yang kurang mampu. Artikel ini merupakan intro dari gagasan saya tentang gerakan infaq bersama untuk menunjang stabilisasi ekonomi Indonesia. Karena kita peduli umat Muslim dan Indonesia.
No comments:
Post a Comment