repost grup sebelah, monggo di renungkan...
semoga menemukan solusinya. kayaknya selaras dengan kondisi ORMAWA PENS saat ini.
katanya anak ITS nih kondisi institut kita menurut PSDM BEM ITS...
monggo di comment maaf panjang...
Kicunk D' Streamliner (MENTERI PSDM BEM ITS 2011-2012) said:
bukti2 bahwa ormawa ITS gak guna :
1. Proses kaderisasi gak jelas,
bayangkan sekumpulan orang dikumpulkan dalam waktu rata2 8 bulan cuma dikasih tau hafal angkatan, himpunannya paling baik dan yang dilakukan senior lebih hebat dari yang dia lakukan. metodenya juga aneh, maba dikumpulkan di suatu tempat, dikelilingi seniornya dan dimarahi serta diteriaki dengan dasar yang kabur. padahal keseharian si senior itu tidak marah2 dan bahkan tidak bertemu dengan si maba tersebut.
sandiwara bodoh.
di saat mahasiswa lain sudah ngomomg investasi, suku bunga obligasi indonesia, rate harga minyak dunia, hasil pertanian yang makin menurun, listrik indonesia yang mati dan trilyunan dampak kerugiaannya, (pasti anda yang baca tulisan ini gak paham dan tidak pernah membaca topik yang saya sebutkan) kita masih menanyakan pada maba kita 'berapa angkatanmu? kenal berapa kamu dengan angkatanmu? seniormu berapa yang kamu tau?'
Allah... mahasiswa ITS ini....
belum lagi ngomong tanggung jawab dan sistematika berpikir...
(mas kaboten bahasane...)
2. ormawa ITS munafik
entah berapa banyak ormawa ITS bikin acara 'eco campus', 'demo pemerintah', 'birokrasi pengengkang mahasiswa' dkk... tapi kenyataanya...
mahasiswa ITS itu sampah maker!! setiap kali saya berkunjung ke sekret ormawa atau melihat mhsw yang habis rapat, itu ada pemandangan yang kompak.. berseraknya sampah!! sampah.. dan sampah... pernah suatu waktu habis lihat pimpinan ormawa its, setelah membahas agar maba dibina, rpi ternyata setelah rapat yang dihasilkan tetep, serakan sampah.. sangat 'peka dan amanah'sekali bukan????
bukti lain, 'Pemerintah SBY Korup..' kata sang pendemo,, tapi g perah ada 'Mahasiswa penyontek!!' dimana kenyataannya mhsswa adlh kaum yg plg suka demo dimuka bumi, namun dirinya sendiri nyontek!! bahkan sebagian besar mereka para aktivis.
bukti lainnya lagi. "birokrasi sekarang banyak kengkangan..'. tpi nyatanya, maba diwajibkan pkai baju yang sama, dipermaalukan dgn keplek yg lebih besar dari buku tulis mereka, dan tidak boleh keluar jurusan tanpa seizin senior (SC) mereka,,, hwoowww super tirani sekali...
Ormawa ITS = pemelihara dan produsen kemunafikan.
Bukti ke 3 dan yang paling parah...
mahasiswa ITS TIDAK MAU TAHU!!
'kalo pengaderan g bener terus kenapa? kan yang penting aku g ikut..'
'ngapain bikin sekret bersih, toh yang make bukan aku aja kan..'
'ngapain ikut rapat2 gitu, kan aku juga punya tujuan sendiri,, apa mereka mikir sama tugas dan kuisku?'
'wah besok OMB, ayo melonco maba.. kan yang dicari nanti kadep sama kahimanya..'
'saya g mau tahu, dulu angkata xxxx aja boleh maba di ini itukan, kok kita tidak boleh, saya tidak mau tahu Pak TKK,, kami jalan terus..'
' oh, dia mau di DO ya? syukur deh kemaria aku masih kuliah...'
' kan ikut gituan gak nyamin masuk migas...'
'wah ini prokerku, kalo gak jalan gimana?? kita jalan sendiri2 lah asal proker jalan..'
and so on..
jika anda tidak berkenan, boleh menghubungi saya dan kita gelar diskusi terbuka..
Adi.m. Isa'i
2108100139
semoga menemukan solusinya. kayaknya selaras dengan kondisi ORMAWA PENS saat ini.
katanya anak ITS nih kondisi institut kita menurut PSDM BEM ITS...
monggo di comment maaf panjang...
Kicunk D' Streamliner (MENTERI PSDM BEM ITS 2011-2012) said:
bukti2 bahwa ormawa ITS gak guna :
1. Proses kaderisasi gak jelas,
bayangkan sekumpulan orang dikumpulkan dalam waktu rata2 8 bulan cuma dikasih tau hafal angkatan, himpunannya paling baik dan yang dilakukan senior lebih hebat dari yang dia lakukan. metodenya juga aneh, maba dikumpulkan di suatu tempat, dikelilingi seniornya dan dimarahi serta diteriaki dengan dasar yang kabur. padahal keseharian si senior itu tidak marah2 dan bahkan tidak bertemu dengan si maba tersebut.
sandiwara bodoh.
di saat mahasiswa lain sudah ngomomg investasi, suku bunga obligasi indonesia, rate harga minyak dunia, hasil pertanian yang makin menurun, listrik indonesia yang mati dan trilyunan dampak kerugiaannya, (pasti anda yang baca tulisan ini gak paham dan tidak pernah membaca topik yang saya sebutkan) kita masih menanyakan pada maba kita 'berapa angkatanmu? kenal berapa kamu dengan angkatanmu? seniormu berapa yang kamu tau?'
Allah... mahasiswa ITS ini....
belum lagi ngomong tanggung jawab dan sistematika berpikir...
(mas kaboten bahasane...)
2. ormawa ITS munafik
entah berapa banyak ormawa ITS bikin acara 'eco campus', 'demo pemerintah', 'birokrasi pengengkang mahasiswa' dkk... tapi kenyataanya...
mahasiswa ITS itu sampah maker!! setiap kali saya berkunjung ke sekret ormawa atau melihat mhsw yang habis rapat, itu ada pemandangan yang kompak.. berseraknya sampah!! sampah.. dan sampah... pernah suatu waktu habis lihat pimpinan ormawa its, setelah membahas agar maba dibina, rpi ternyata setelah rapat yang dihasilkan tetep, serakan sampah.. sangat 'peka dan amanah'sekali bukan????
bukti lain, 'Pemerintah SBY Korup..' kata sang pendemo,, tapi g perah ada 'Mahasiswa penyontek!!' dimana kenyataannya mhsswa adlh kaum yg plg suka demo dimuka bumi, namun dirinya sendiri nyontek!! bahkan sebagian besar mereka para aktivis.
bukti lainnya lagi. "birokrasi sekarang banyak kengkangan..'. tpi nyatanya, maba diwajibkan pkai baju yang sama, dipermaalukan dgn keplek yg lebih besar dari buku tulis mereka, dan tidak boleh keluar jurusan tanpa seizin senior (SC) mereka,,, hwoowww super tirani sekali...
Ormawa ITS = pemelihara dan produsen kemunafikan.
Bukti ke 3 dan yang paling parah...
mahasiswa ITS TIDAK MAU TAHU!!
'kalo pengaderan g bener terus kenapa? kan yang penting aku g ikut..'
'ngapain bikin sekret bersih, toh yang make bukan aku aja kan..'
'ngapain ikut rapat2 gitu, kan aku juga punya tujuan sendiri,, apa mereka mikir sama tugas dan kuisku?'
'wah besok OMB, ayo melonco maba.. kan yang dicari nanti kadep sama kahimanya..'
'saya g mau tahu, dulu angkata xxxx aja boleh maba di ini itukan, kok kita tidak boleh, saya tidak mau tahu Pak TKK,, kami jalan terus..'
' oh, dia mau di DO ya? syukur deh kemaria aku masih kuliah...'
' kan ikut gituan gak nyamin masuk migas...'
'wah ini prokerku, kalo gak jalan gimana?? kita jalan sendiri2 lah asal proker jalan..'
and so on..
jika anda tidak berkenan, boleh menghubungi saya dan kita gelar diskusi terbuka..
Adi.m. Isa'i
2108100139
Ini postingan yang ada di grup. Yang bawa temenku Setiawan. Cukup salut sama dia, sudah berani mengemukakan pendapatnya melalui goresan tangan orang lain. Bukan mbebek tapi itulah yangharus dilakukan mahasiswa dengan suara minoritas. Hanya bisa menunggu sang revolusioner berani yang mampu merubah pemikiran yang menurutku primitif. Maaf sebelumnya jika kurang sopan menggunakan kata-kata. tetapi inilah yang harus ku suarakan.
Mendengar teman-teman di UI ITB dll sudah mulai membicarakan wawasan kebangsaan, kita masih saja dituntut cinta himpunan dan lebih tau wawasan himpunan. Bahkan yang lebih parah wawasan himpunan tidak ditanamkan, lebih ke kenal angkatan dan pengasahan mental. Apahimpunan lebih harus dimengerti ketimbang negara? "terlalu luas jika kita bicara negara", itu jawaban yang sering terdengar. Aku hanya bisa menjawab "terlalu sempit jika kita berbicara himpunan.
Sempat setelah itu berbincang dengan mbak mytha yang pernah menjadi koor SC pengaderan Maba 2012. kata beliau "oke, ini aku njelasin bukan berarti aku sok pinter yo. all about pengaderan: menurut hasil diskusi dengan mas yoga kahima elektro 11/12, sistem pengaderan di KM ini sudah slah. pengkaderan sbgai proker cultural, bukan dari segi kebutuhan. dengan metode yg setengah2 malah menghasilnya output yg tdak jelas pula. kalo mau militer ya militer, mau lembut ya lembut, jangan setengah2 sperti ini. kalo memang ada slah satu hima yg bisa mendobrak culture ini, maka bisa jadi ada kemungkinan di KM ITS kan menggunakan metode yg sama.
Entah mana yang benar, tetapi aku pribadi mendukung komen-komen di atas dengan alasan out put pengaderan masih belum begitu berguna untuk masyarakat. padahal ketika pengaderan kita sering di analogikan dengan tukang becak yang membayar pajak untuk membiayai kita. Memang balas budi bukan dengan cara ikut pengaderan, tetapi setelah pengaderan kemana mereka? Masih pedulikah dengan masyarakat. Beberapa iya, beberapa yang lain?
Renungan bagi kita semua, ini memang bukan kebenaran, dan juga bukan kesalahan. Ini hanya catatan untuk merubah beberapa aspek yang semestinya bisa lebih di efektifkan. Karena Allah tidak suka yang mubazir bukan? *teriak-teriak didepan maba kayaknya mubazir lho mas. Mengapa tidak menugaskan mereka mencari seminar pada hari sabtu dan di evaluasi pada hari Ahad. Atau adakan try out buat mereka untuk Quiz atau UTS UAS yang diawasi warga? Supaya mereka setidaknya bisa tetap mengasah akademik dan softskill tanpa meninggalkan pressing mental.
JOIN NOW !!!
ReplyDeleteDan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
BURUAN DAFTAR!
dewa-lotto.name
dewa-lotto.cc
dewa-lotto.vip