Visi misi sudah jadi senjata paling ampuh dalam dunia perpolitikan. Kita bicara politik supaya pandangan tentang politik tidak selalu buruk. BahkanRasul pun pernah berpolitik.
Antara visi dan keseharian. Ya, banyak orang yang memilih pemimpin hanya dari visi misi yang ia janjikan. Begitu besar harapa pada visi misi hingga ketika itu benar-benar dipercaya, sang pencipta visi misi itupun ingkar.
Visi misi tak lebih dari sebuah rangkaian kata-kata janji dan iming-iming yang pastinya secara garis besar mengatasnamakan perubahan dan pergerakan menuju dinamisasi yang lebih baik. Ah, bagiku itu tak lebih dari omong kosong. Bukan hendak merendahkan orang-orang yang telah susah payah merangkai katatersebut. Tetapi hanya menyadarkan bahwa visi misi itu hanya janji. Pada hakekatnya itu bisa diingkari dan masih bisa tepati. Tergantung pada keseharian sang pencipta visi misi itu.
Berbicara masalah keseharian, ini sempat aku bedakan dengan kepribadian. Karena bagiku kepribadian masih bisa berbohong. Kepribadian belum memandang seseorang secara detail. Tak sedetail keseharian. Hanya membuka kembali pemikiran teman-teman bahwa pemimpin yang layak anda pilih adalah pemimpin yang kesehariannya jelas dan memang pantas jadi panutan. Buat apa kita memilih pemimpin yang suka mbacem, tukang TA dan tukang melanggar peraturan-peraturan kecil. Terbiasa mengabaikan hal kecil bisa berdampak pada pengabaian hal-hal besar.
Inti dari tulisan diatas. Memilih pemimpin dari segi visi misi itu masih terlalu sempit. Masih ada kepribadian yang harus ditinjau. Kepribadian masih bisa berbohong, maka lihatlah kesehariannya. Bila masih belum tahu kesehariannya, tanyakan! Bukan pada teman dekat atau sanak sodaranya. Tetapi pada khalayak umum yang akan memberi pendapat tanpa memihak. Khalayak umum akan berkata jurur tentang baik buruknya tanpa rasa sungkan. tetapi, tetap jangan terpaku pada satu pendapat. Masih ada pendapat lain yang musti kita saring.
No comments:
Post a Comment