Monday, October 29, 2012

Bedanya Pemimpin di Sekolah dan Kuliah

Aku pernah berkenalan dengan seorang ketua OSIS bernama Thiyo Ridwan(semoga ejaan namanya tak salah). Dia sekarang kuliah di universitas yang katanya paling bagus(UI-red), walaupun menurutku ITS masih paling bagus dari segi apapun(cuma dari segi popularitas rakyat bonafit dan pedalaman saja yang kurang bagus). Saat dia memimpin, dia terkenal sebagai ketua OSIS yang keren, beken, dan tidak ketinggalan jaman(saat itu). Dan mindsetku saat itu, ketua OSIS itu gaul, punya pacar, dan sering kumpul sama orang-orang sangar. Buktinya, si Thiyo sendiri yang saat itu deket sama banyak cewek, jadi vokalis, dan gaulnya saama orang-orang sangar. Maka tak jarang beberapa orang kurang suka terhadap manusia-manusia yang berkecimung di dunia kepengurusan OSIS. Banyak tean-temanku yang sekolah di sekolahan negri yang seperti itu. Bahkan teman-teman dekatku.
Mindset itu yang ku bawa hingga awal perkuliahan. Saat itu hasrat untuk menjadi pemimpin masih besar-besarnya. Karena pemimpin itu identik dengan kegaulan dan kesangaran dalam keseharian. Perasaan ingin beken itu terus muncul ketika semakin banyak teman yang ku kenal. Ya, mindset salah itu terus menghantui dan menjerumuskanku pada kawah candradimuka.
Bicara masalah kawah candraddimuka bertittle blackhole. Itu adalah sebuah proses yang tak semua bisa mengalaminya. Berawal di suatu malam ketika aku dan 4 orang teman lainnya dipanggil. Bersama Jordan, Wildhan, Dharma, Safak. Dan seharusnya komting Restu saat itu hadir(lagi sakit gejala tipus). Semenjak itu aku dan teman-temanku menjadi penggerak angkatan. Malam hari kami ada jadwal tersendiri, beda dengan teman-teman. Kami harus berendam di kawah candradimuka versi blackhole(pertanggung jawaban tugas).
Lama kelamaan mundset bahwa pemimpin itu gaul, keren, dan lain sebagainya hilang. Selain semenjak panggilan malam dan punya tanggung jawab untuk angkatan, para pemimpin yang ada di ITS ini juga menjadi pengamatanku. Sebenarnya apa itu pemimpindan harus bagaimana pemimpin itu. Misal mas Dalu yang kala itu jadi Pres BEM ITS. Dia sering terlihat di masjid untuk shalat jama'ah. Apa mas Dalu punya pacar? Aku rasa tidak. Dengan keseharian yang semacam itu, susah untuk mensuudzoni dia sebagai orang yang berpacaran. Selain itu pandangan mahasiswa lain tentang mas Dalu memang keren, tapi bukan keren seperti ketua OSIS yang gaul. Keren yang tercipta akibat ketaatan kepada yang Mahakuasa dan berkontribusi untuk perubahan kearah yang lebih baik. Ternyata pemimpin adalah yang seperti itu, dengan keseharian yang baik dan bisa menjadi panutan. Tak hanya bisa memimpin semata.

No comments:

Post a Comment

Popular Posts

Recent Post