Saturday, October 27, 2012

Sanguinis, Bukan Korelis

Dari awal aku selalu berfikir bahwa hidup ini seperti sebuah mimpi. Dan mimpi bagku tak lebih dari sebuah sekenario. Sekenerio itu kita yang buat dan kita sendiri yang menjadi tokoh utamanya. Tak jarang ku selalu membayangkan sebuah kisah dimana aku adalah yang akhirnya menjadi pemimpin dan membawa perubahan. 
Berawal dari pertama kali aku berkumpul dengan teman-teman fisika its 2011 di BAAK ITS. Saat itu kita membahas jarkom dan siapakah pemimpin sementara untuk fisika is 2011. Karena saat itu restu yang memimpin, maka dailah yang untuk sementara menjadi pemimpin. Walaupun pada akhirnya kepemimpinan berlanjut hingga awal masa pengaderan. Jujur saat itu aku pribadi berkeinginan menjadi pemimpin angkatan. Walaupun semua orang berkata bahwa itu berat. Tapi hasrat itu masih terus ada. Hingga akhirnya ku sadar bahwa masih banyak yang pantas dan mampu selain aku.
Aku memang terlihat diangkatan dengan segala tingkahku. Mulai dari memberi masukan-masukan untuk angkatan hingga memimpin forum diskusi. Tapi apakah pemimpin itu hanya sebatas memberi usulan  dan memimpin forum? Tidak kawan, itu amat  sempit. Dan pemimpin juga bukan orang sombong yang merasa bisa dan mengajukan diri.
Tingkahku bukanlah orang yang korelis, yang biasanya bisa memimpin walaupun tak sejenius sanguinis daam memikat perhatian. Aku hanyalah sanguinis yang lebih pantas berada dibelakang layar saat itu. Banyak yang bilang orang yang dibelakang layar itu hanya orang bermental tempe yang mau memakai idenya tanpa mendapat resiko dan konsekwensi. Dan ku katakan bahwa itu benar. Aku hanyalah penakut yang punya solusi tanpa mau menerima resiko dari solusi tadi. Dan aku belum pantas menjadi pemimpin karena ak adalah seorang sanguinis, bukan korelis. Orang yang hanya bisa mencari perhatian. Hidup semata-mata demi perhatian dan ditakutkan kelak akan memimpin karena hanya untuk mencari perhatian.

No comments:

Post a Comment

Popular Posts

Recent Post