Baru saja seorang teman memberikan buletin dan memintaku menempelkannya di mading. Waktu ku tanya isinya apa,dia menjawab 'baca sendiri, biar nambah wawasanmu'. Judulnya 'Pemira Molor, Salah Siapa?'. Spontan Aku langsung mengucap kalimat 'ya salah kita semua lah, kalo engga ya ga ada yang salah'. Dengan muka sedikit agak 'nyolot' teman saya tadi langsung menjelaskan presepsinya bahwa tidak bisa disalahkan semua atau tidak ada yang salah. Spontan aku meminta sedikit penjelasan dari dia, apa maksud dari perkataannya. Dan akhirnya dia menjelaskan bahwa adaoknum-oknum tertentu yang memolorkan demi kepentingan politik.
Setelah dia pergi, aku mencoba membaca artikel tersebut. Isinya tak lebih dari adu domba badan legislatif dan eksekutif. Ya, hanya adasalung menyalahkan. Di satu sisi secara tidak langsung pasti badan legislatif paling salah dan dilanjutkan badan eksekutif. Dan entah siapa yang mencari berita semua itu tersusun begitu indah sehingga pembaca pastinya akan menarik kesimpulan sesuai dengan kemauan penulis. Siapakah penulis tersebut? Penulis bukanlah orang yang aku persalahkan dalam blog pribadi ini. Lebih ke perancang skenario dan orang yang dalam tanda kutip sedang mengendalikan penulis berita.
Dihubungkan dengan pemira saat ini, terlihat ketiga calon mempunyai ranah masing-masing. Calon pertama memegang suara orang-orang yang dulu disebut orang kantin dan tahu apa yang dimau mahasiswanon organosatoris. Calon kedua adalah mantan koor DPM yang dipersalahkan dalam berita tersebut. Calon nomer tiga adalah calon yang diusung mantan-mantan kahima dan presbem fakultas yang notabennya adalah seorang perwakilan eksekutif yang dalam berita sempat dipersalahkan.
Yang aku tangkap berita ini salah satu senjata untuk saling menjatuhkan dan menunjukkan baha salah satu calon adalah orang yang paling benar dan patut dipilih. Ya mungkin pada saat membaca berita tersebut lebih ditingkatkan penekanan dari mas Arif Tekla yang berpendapat bahwa ini kelalaian bersama.
Ya, kita semua memiliki tanggung jawab yang sama atas kesalahan ini. Intinya saling percaya dan positiv thinking kawan. Jangan jadikan yang seperti ini senjata politik. Walaupun tidak dilakukan calon presbem langsung, calon presbem juga bertanggung jawab dengan apa yang dilakukan TSKnya. Dan tak akan menambah suara serangan yang menjatuhkan lawan. Yang menambah suara itu pembuktian diri dalam kehidupan sehari-hari. Menunjukan kualitas diri lebih dipandang ketimbang menunjukan kelemahan lawan. Dan dari aku pribadi, budayakan politik sehat supaya kelak kita bisa bersama-sama menjalankan Indonesia dengan politik yang sehat pula.
JOIN NOW !!!
ReplyDeleteDan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
BURUAN DAFTAR!
dewa-lotto.name
dewa-lotto.cc
dewa-lotto.vip